Kamis, 13 Maret 2008

Jangan Pernah Merasa Berat Dengan Amanah

Mendengar kata amanah, pastinya tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, Allah SWT menciptakan manusia dengan memikulkan amanah masing-masing tentu sesuai dengan kemampuannya.

Ikhwah fillah...apalgi ketika kita berikrar untuk menjadi seorang kader dakwah, tentu kita juga telah berkomitmen akan menjalankan amanah yang dipikulkan di pundak kita, meski terkadang tidak cukup hanya 1 amanah, atau bahkan hanya 1 amanah namun cukup berat untuk kita pikul. Ditengah kewajiban kita sebagai mahasiswa dan aktivis dakwah, pasti akan ada keluhan dimana kita merasa tidak sanggup memikul amanah karena waktu kita yang sangat terbatas dan kondisi fisik kita yang tidak memungkinkan, dan akhirnya kita kemudian berlepas diri dari amanah tersebut dan membiarkannya dipikul oleh siapa saja yang merasa sanggup melaksanakannya.

Atau bahkan fenomena dalam lingkungan dakwah KAMMI, ketika diantara kita di sodori sebuah amanah, kita lantas saling menunjuk satu sama lain, hanya karena alasan tidak mampu, tidak bisa, malu dan banyak alasan lain, padahal generasi para sahabat Rasulullah SAW tidak pernah seperti itu, ketika diantara mereka ditunjuk untuk memikul amanah, hanya ada 2 jawaban yang mereka berikan, ”Iya saya terima” atau ”Saya dengar dan saya taat”, bahkan banyak diantaranya yang saling berebut amanah.

Ikhwah fillah, betapa malunya ketika kita mengaku sebagai aktivis dakwah, mengaku sebagai generasi para shahabat, namun ternyata perilaku kita ketika diberi amanah justru memilih mundur dan menghindar, jauh sekali dari apa yang sudah diteladankan oleh generasi shahabat dulu. Padahal amanah-amanah yang dipikul para sahabat jauh lebih besar dan berat dibandingkan dengan kita, bahkans ampai harus mengorbankan nyawa. Kadang kita hanya melihat amanah itu dari sisi pelaksanannya, ketika dilihat cukup berat maka kita mencari pemikul yang lain, padahal justru terkadang tanpa kita sadari akan ada kenikmatan sendiri ketika kita yang memikulnya. Dan Allah SWT telah menyatakan dalam Al-Qur’an menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, namun sudahkah kita melakukannya?

Ikhwah fillah, jangan pernah merasa berat dengan amanah apapun selagi kita merasa mampu namun jangan mudah mundur sebelum mencoba, karena di tiap amanah, Allah sudah menjanjikan pahala dan kebaikan yang berlipat, meski itu berat namun selagi kita masih menjaga kedekatan kita pada Allah, maka pertolonganNya telah disiapkan untuk kita karena Allah tidak akan melihat hasil yang kita peroleh tapi lebih pada bagaimana proses kita untuk melaksanakan amanah itu dengan baik.

Wallahualam bish shawab.

Senin, 11 Februari 2008

Kita adalah orang-orang hebat

Sewaktu zaman Rasulullah SAW, masa-masa Islam mulai berkembang dan melahirkan sosok muslim yang begitu kuat memegang prinsip keislaman dan ghirah jihadnya. Ketika itu banyak sekali para shahabat yang masing-masing memliki potensi yang berbeda, seperti para khulafur rasyidin, lihat Abu Bakar ra, sosok yang berwibawa dan bijaksana, Umar bin Khattab ra, sosok yang keras namun tegas yang pernah mengalami masa lalu jahiliyah dengan mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Lihat lagi Ustman bin Affan ra, tokoh yang kaya raya namun kedermawannanya sugguh luar biasa, atau Ali bin Abu Thalib ra, seorang yang miskin namun keberaniannya, keluasan ilmunya sangat dipuji oleh Rasulullah, dan sederet nama shahabat yang sungguh luar biasa.

Rasulullah SAW memang jeli dalam mengenali kepribadian para shahabatnya, sehingga ketika beliau memberikan amanah pada setiap shahabat, itu memang amanah yang sangat tepat, dan begitulah seharusnya seorang pemimpin yang baik, mampu mengetahui dan mengenali potensi yang dimiliki oleh kader-kadernya.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Banjarbaru, sebuah organisasi mahasiswa muslim yang bergerak di ranah social politik berbasis dawkah, mencakup bidang-bidang penting seperti layaknya sebuah Negara atau wilayah kedaerahan. Dan orang-orang yang berkecimpung didalamnya pastilah bukan sembarang orang, tetapi benar-benar dipilih oleh Allah dan amat rugi jika sampai kemudian ada yang harus keluar meninggalkannya. Dan tentu saja, keanekaragaman kepribadian terdapat pula disini, karena kader-kadernya berasal dari lingkungan akademik yang berbeda, dan tentu saja lagi, sungguh karunia Allah yang luar biasa karena KAMMI Komisariat Banjarbaru berlimpah potensi kader yang akan sangat berguna bagi kelanjutan perjuangan suatu dakwah.

Namun sayang, limpahan potensi itu ternyata tidak terlalu bisa dimanfaatkan oleh kader-kader Komsat sendiri, tidak pula oleh qiyadah (pemimpin). Ketika ada 1 orang yang mampu berbuat sesuatu yang lebih dan hebat, maka yang lain pun “bergantung” padanya untuk posisi tertentu, karena itulah sering ada istilah “superman” atau “superwoman” dalam kehidupan dakwah di Komisariat. Rasa tidak Pede menjadi alasan klasik yang sering dikemukakan, merasa tidak mampu dan menganggap ada orang lain yang lebih hebat darinya, bukankah itu sama saja dengan mengucilkan dirinya sendiri?

Baru terpikirkan oleh ana, dalam setiap kegiatan seperti dialog interaktif, training, posisi moderator yang memang bertugas membawa suasana acara lebih banyak diberikan amanahnya pada 1 orang saja (tebak saja sendiri siapa orangnya) karena dianggap ia lebh cakap dan kredibel membawakan acara, kenapa tidak ada yang berinisiatif dan agresif mengambil amanah sebagai moderator? Hanya karena takut salah? Hal itu malah sebenarnya dapat dijadikan sebagai ajang latihan berbicara didepan forum umum, kan anak-anak KAMMI dikenal dengan kelantangannya berbicara? Dan ketika berbuat salah, itu manusiawi karena tidak ada orang yang berhasil hanya dengan melakukan sesuatu 1 kali saja.

Intinya…tidak ada yang namanya orang terhebat di tubuh KAMMI Komisariat Banjarbaru! Bahkan seorang qiyadah pun bukan orang yang paling terhebat diantara yang lain, jika Allah sudah melimpahkan karuniaNya berupa potensi yang begitu banyak pada kita, alangkah ruginya jika kita malah tidak bisa memanfaatkanya dengan baik. Belajar..belajar dan terus belajar adalah kunci kesuksesan seseorang, jangan pernah menganggap kita tidak bisa tapi kita pasti bisa walau kemungkinan yang paling kecil kita memang tidak bisa. Bahkan tidak apa-apa kalau kita sedikit narsis..kita semua adalah orang-orang yang hebat.