Senin, 11 Februari 2008

Kita adalah orang-orang hebat

Sewaktu zaman Rasulullah SAW, masa-masa Islam mulai berkembang dan melahirkan sosok muslim yang begitu kuat memegang prinsip keislaman dan ghirah jihadnya. Ketika itu banyak sekali para shahabat yang masing-masing memliki potensi yang berbeda, seperti para khulafur rasyidin, lihat Abu Bakar ra, sosok yang berwibawa dan bijaksana, Umar bin Khattab ra, sosok yang keras namun tegas yang pernah mengalami masa lalu jahiliyah dengan mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Lihat lagi Ustman bin Affan ra, tokoh yang kaya raya namun kedermawannanya sugguh luar biasa, atau Ali bin Abu Thalib ra, seorang yang miskin namun keberaniannya, keluasan ilmunya sangat dipuji oleh Rasulullah, dan sederet nama shahabat yang sungguh luar biasa.

Rasulullah SAW memang jeli dalam mengenali kepribadian para shahabatnya, sehingga ketika beliau memberikan amanah pada setiap shahabat, itu memang amanah yang sangat tepat, dan begitulah seharusnya seorang pemimpin yang baik, mampu mengetahui dan mengenali potensi yang dimiliki oleh kader-kadernya.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat Banjarbaru, sebuah organisasi mahasiswa muslim yang bergerak di ranah social politik berbasis dawkah, mencakup bidang-bidang penting seperti layaknya sebuah Negara atau wilayah kedaerahan. Dan orang-orang yang berkecimpung didalamnya pastilah bukan sembarang orang, tetapi benar-benar dipilih oleh Allah dan amat rugi jika sampai kemudian ada yang harus keluar meninggalkannya. Dan tentu saja, keanekaragaman kepribadian terdapat pula disini, karena kader-kadernya berasal dari lingkungan akademik yang berbeda, dan tentu saja lagi, sungguh karunia Allah yang luar biasa karena KAMMI Komisariat Banjarbaru berlimpah potensi kader yang akan sangat berguna bagi kelanjutan perjuangan suatu dakwah.

Namun sayang, limpahan potensi itu ternyata tidak terlalu bisa dimanfaatkan oleh kader-kader Komsat sendiri, tidak pula oleh qiyadah (pemimpin). Ketika ada 1 orang yang mampu berbuat sesuatu yang lebih dan hebat, maka yang lain pun “bergantung” padanya untuk posisi tertentu, karena itulah sering ada istilah “superman” atau “superwoman” dalam kehidupan dakwah di Komisariat. Rasa tidak Pede menjadi alasan klasik yang sering dikemukakan, merasa tidak mampu dan menganggap ada orang lain yang lebih hebat darinya, bukankah itu sama saja dengan mengucilkan dirinya sendiri?

Baru terpikirkan oleh ana, dalam setiap kegiatan seperti dialog interaktif, training, posisi moderator yang memang bertugas membawa suasana acara lebih banyak diberikan amanahnya pada 1 orang saja (tebak saja sendiri siapa orangnya) karena dianggap ia lebh cakap dan kredibel membawakan acara, kenapa tidak ada yang berinisiatif dan agresif mengambil amanah sebagai moderator? Hanya karena takut salah? Hal itu malah sebenarnya dapat dijadikan sebagai ajang latihan berbicara didepan forum umum, kan anak-anak KAMMI dikenal dengan kelantangannya berbicara? Dan ketika berbuat salah, itu manusiawi karena tidak ada orang yang berhasil hanya dengan melakukan sesuatu 1 kali saja.

Intinya…tidak ada yang namanya orang terhebat di tubuh KAMMI Komisariat Banjarbaru! Bahkan seorang qiyadah pun bukan orang yang paling terhebat diantara yang lain, jika Allah sudah melimpahkan karuniaNya berupa potensi yang begitu banyak pada kita, alangkah ruginya jika kita malah tidak bisa memanfaatkanya dengan baik. Belajar..belajar dan terus belajar adalah kunci kesuksesan seseorang, jangan pernah menganggap kita tidak bisa tapi kita pasti bisa walau kemungkinan yang paling kecil kita memang tidak bisa. Bahkan tidak apa-apa kalau kita sedikit narsis..kita semua adalah orang-orang yang hebat.

Tidak ada komentar: